Hariannusa - Indonesia nampaknya harus sedikit bernafas lega. Pasalnya setelah sekian lama masuk dalam daftar fragile five, kini negara khatulistiwa dapat keluar dengan bebas.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan, istilah fragile five mengacu pada negara-negara yang memiliki defisit transaksi berjalan yang cukup besar terhadap produk domestik bruto (PDB). Dimana selain Indonesia ada pula India, Afrika Selatan, Brasil dan Turki.
Semakin kecilnya defisit transaksi berjalan Indonesia terhadap PDB yang mencapai 1,98 persen di kuartal IV-2013 membuat Indonesia mulai meninggalkan posisi sebagai negara fragile five dengan perlahan. "Terhitung awal tahun 2014, Indonesia sudah keluar dari fragile five. Defisit transaksi berjalan itu karena surplus neraca pembayaran, diikuti penguatan nilai tukar," kata Juda kepada wartawaan pada acara "Pelatihan Wartawan Bank Indonesia" di Hotel Papandayan, Bandung, Sabtu (22/2/2014).
Pada akhir tahun 2013, defisit transaksi berjalan Indonesia menciut menjadi 1,98 persen terhadap PDB. "Menurunnya defisit transaksi berjalan secara tidak langsung meningkatkan fundamental ekonomi Indonesia. Kemungkinan besar defisit transaksi berjalan makin mengecil tahun ini," ujar Juda.(kimi)